Bawang Merah dan Bawang Putih – Anda bisa mengisi waktu di rumah bersama anak dengan membacakan dongeng khas Indonesia. Sebab jika dilakukan sejak dini, secara tidak langsung Anda sudah bisa mengenalkan budaya membaca pada anak Anda. Budaya membaca akan sangat penting bagi anak di masa depan. Selain itu dengan membacakan dongeng-dongeng asal Indonesia, anak-anak juga akan belajar nilai-nilai moral dan budi pekerti. diperoleh dari dongeng. Serta mampu meningkatkan imajinasi anak dan meningkatkan kemampuan berbahasanya. Jadi penting ya Ma untuk membacakan cerita pada anak sejak dini. Salah satu dongeng Indonesia yang identik dengan pesan moralnya adalah dongeng anak Bawang Merah dan Bawang Putih.

Kisah Bawang Merah dan Bawang Putih

Bawang Merah dan Bawang Putih merupakan dongeng Melayu Indonesia yang berasal dari Riau. Kisah ini bercerita tentang dua orang kakak beradik yang mempunyai sifat berbeda dan bertolak belakang, serta seorang ibu tiri yang tidak adil dan pilih kasih. Untuk mengetahui ceritanya kali ini, kami telah menyiapkannya secara lengkap di bawah ini:

1. Ada seorang janda yang tinggal bersama kedua anaknya yaitu Bawang Merah dan Bawang Putih

Di sebuah desa, hiduplah seorang janda yang tinggal bersama kedua anaknya yang mempunyai paras menawan yaitu Bawang Merah dan Bawang Putih. Ayah kandung Bawang Putih yang juga merupakan suami dari ibu Bawang Merah telah meninggal dunia, sehingga Bawang Putih merupakan saudara tiri Bawang Merah. Bawang Merah dan Bawang Putih mempunyai karakter dan kepribadian yang berbeda. Bawang Putih rajin, baik hati, jujur dan rendah hati. Sedangkan Bawang Merah pemalas, sombong dan pencemburu. Sifat pemalas Bawang Merah juga diperburuk dengan dimanja oleh ibunya. Ibunya selalu memberikan Bawang Merah apapun yang diinginkannya. Pilihan Editor.

Baca juga: Simak Dongeng Anak Kancil dan Siput Penuh Makna

2. Bawang Putih selalu mengerjakan pekerjaan rumah, suatu hari Bawang Putih kehilangan kain milik ibunya saat mencuci

Sedangkan Bawang Putih mengerjakan semua pekerjaan rumah, mencuci, memasak, membersihkan rumah, dan dia mengerjakannya sendiri. Sedangkan Bawang Merah dan ibunya hanya menghabiskan waktu bersama. Ketika mereka membutuhkan sesuatu, mereka hanya meminta Bawang Putih. Bawang Putih tidak pernah mengeluh atas nasib buruk yang dihadapinya. Dia selalu melayani ibu tiri dan saudara-saudaranya dengan bahagia. Suatu hari, Bawang Putih mencuci pakaian ibu tirinya dan Bawang Merah di sungai. Bawang Putih tidak menyadari ada sehelai kain milik ibunya yang terapung di sungai. Ia merasa sedih, mengira jika kain itu tidak ditemukan, ia akan disalahkan, dihukum, atau diusir dari rumah.

3. Bawang Putih berusaha mencari kain ibu tirinya dan bertemu dengan seorang wanita tua

Karena takut kain ibunya tidak ditemukan, Bawang Putih terus mencari dan berjalan menyusuri sungai. Setiap kali dia melihat seseorang di tepi sungai, dia selalu bertanya tentang kain milik ibunya yang telah hanyut, namun semua orang tidak melihat di mana kain itu berada. Akhirnya Bawang Putih tiba di suatu tempat dimana sungai itu mengalir menuju sebuah gua. Anehnya, dia melihat seorang wanita yang sangat tua di dalam gua. Bawang Putih pun bertanya kepada wanita tua itu apakah dia pernah melihat kain milik ibunya. Wanita tua itu tahu di mana kain itu berada, namun dia memberi syarat sebelum menyerahkannya kepada Bawang Putih. Syaratnya, dia harus bekerja membantu wanita tersebut. Karena sebelumnya dia sudah terbiasa bekerja keras, dia rela membantu wanita tua itu.

4. Atas bantuannya, wanita tua itu memberikan bawang putih dan labu sebagai hadiah

Ketika hari sudah sore, Bawang Putih berpamitan kepada wanita tua tersebut dan kemudian wanita tersebut menyerahkan kain tersebut. Karena kebaikan Bawang Putih, wanita tua itu mempersembahkan sebuah labu sebagai hadiah. Ada dua buah labu, yang satu lebih besar dari yang lain. Bawang Putih diminta memilih labu yang diinginkannya. Karena Bawang Putih tidak serakah, maka ia memilih labu yang berukuran kecil. Setelah itu Bawang Putih kembali ke rumahnya. Ibu tirinya dan Bawang Merah sangat marah karena Bawang Putih terlambat. Bawang Putih kemudian menceritakan apa yang terjadi. Ibu tirinya masih marah karena Bawang Putih terlambat dan hanya membawa satu buah labu kecil. Jadi, ibunya membanting labu itu ke tanah.

Namun berbeda dengan Bawang Putih, Bawang Merah menolak membantu pekerjaan wanita tua itu dan bahkan dengan sombongnya memerintahkan wanita tua itu untuk memberinya labu yang lebih besar. Wanita tua itu menuruti permintaan Bawang Merah untuk memberikan Bawang Merah sebuah labu besar. Bawang Merah dengan gembira membawa labu besar pemberian wanita tua itu, sambil membayangkan berapa banyak permata yang akan didapatnya. Sekembalinya ke rumah, ibunya menyambut Bawang Merah. Tak lama kemudian, labu tersebut dihempaskan ke tanah. Alih-alih isi permata itu, berbagai ular berbisa yang menakutkan keluar dari dalamnya